Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang nenek sihir di sebuah desa di pinggiran
hutan.
Hahaha, jadi inget jaman sekolah, soal terakhir pasti soal mengarang. Kalimat
yang dipake itu-itu aja. Skip skip skip (style e koncoku). Kali ini meski mata
mengantuk tapi belum ingin memejamkan mata, pengen nulis aja, daripada blognya
vacuum, ditemani istri yang tidur cantik disebelah cie cie cie. Koneksi
internet untuk saat ini sepertinya sudah menjadi kebutuhan pokok selain beras
tentunya. Semua hal berkaitan dengan internet, dari pekerjaan, jual beli,
pembayaran listrik dan lain-lain. Hal ini didukung juga dengan infrastruktur
yang semakin memadai dan merata hingga tempat-tempat yang bisa dianggap
pelosok. Dan juga harga paket internet yang jauh lebi murah dibanding sekitar
5 tahun lalu. Tapi kadang yang bikin eneg tu kalo liat orang yang baru kenal
internet, baru kenal socmed, semua-semua dituangkan di timeline, dari status
galau, kegiatan sehari-hari, ibadah juga, NORAK. Jadi inget jaman dulu,
koneksi internet bagi saya suatu hal yang sangat penting, sampai - sampai
dibelain riset segala(ckckck bahasanya).
Waktu masih di jogja, kebetulan rumah
dekat dengan kampus ISI, (flashback sedikit ya), ada sinyal wifi meski
sinyalnya agak lemah, jadi kalo kepengen nge-net gratis bisa pake laptop
dibelakang dapur, tapi diluar rumah, lama - lama bosen juga, harus
berdingin-dingin ria. Akhirnya bikin antena dari kaleng bekas oli sampai beli
wajan ke toko Progo. Berbekal antena wajan sama aplikasi netstumbler hasilnya
cukup memuaskan, bisa ngenet dengan lancar didalam kamar. Seiring berjalannya
waktu pindahlah saya kesini, Kalimantan. Dikarenakan topografinya yang tidak
datar dan rimbunnya pepohonan, koneksi internet dirumah sangat lambat, padahal
BTS terdekat hanya berjarak 5 km saja. Tanganpun risi mencoba-coba mengakali
supaya dapat koneksi internet yang lancar. Kalo pernah baca postingan yang
lalu, pernah saya tulis membuat antena modem menggunakan sendok makan. Pada
waktu itu harga paket internet telkomsel 130 ribu, dapatnya lupa berapa giga.
Untuk operator lain sinyalnya sangat lemah. Terbersit membuat tower untuk
antena penguat sinyal modem waktu itu, tapi bingung mengaplikasikannya. Pada
suatu kesempatan ada teman yang biasa membuat tiang dari pipa besi sedang ada
pekerjaan di Kintap. Tanpa pikir panjang setelah selesai pekerjaannya langsung
tak culik wkwkwk (halo kang edy hehe). Singkat cerita pipa besi 4 batang bisa
berdiri tegak dengan antena penguat sinyal GSM diujungnya. Pada awalnya
koneksi internet lancar. Lama kelamaan lemot lagi, sampai akhirnya saya merasa
frustasi karena segala cara sudah ditempuh, dari ganti antena, ganti kabel
yang bagus, ganti modem yang mahal, hasilnya tidak memuaskan. Kebetulan saya
sama istri satu pemikiran masalah koneksi internet. Koneksi internet merupakan
investasi yang menguntungkan, jadi biaya yang dikeluarkan nggak usah terlalu
diperhitungkan.
Ya ampun, tulisan ini masih tersimpan sebagai draft, ditulis pada tahun 2018, lama sekali ternyata nggak ngeblog. Akhirnya dengan infrastruktur yang ada koneksi internet dirumah lebih baik dari orang lain karena memakai antena eksternal. Setelah berganti - ganti perangkat, sekarang yang terpasang Router Orbit Pro ZTE unlock pakai kartu 3.
Foto ini kecepatan internet yang aku pakai sekarang, yang rendah pakai router orbit, yang tinggi pakai starlink.
0 komentar:
Posting Komentar